Nurul Hayah Islamic Boarding School (IBS) Ketanggungan Jalin Kerja Sama dengan Cambridge English untuk Wujudkan Pendidikan Internasional

Nurul Hayah Islamic Boarding School (IBS) Ketanggungan Jalin Kerja Sama dengan Cambridge English untuk Wujudkan Pendidikan Internasional

Nurul Hayah Islamic Boarding School (IBS) Ketanggungan, sebagai pondok pesantren modern pertama di Kabupaten Brebes, terus berupaya mewujudkan pendidikan yang bertaraf internasional. Nurul Hayah IBS menerapkan Integrated Curriculum System, yang menggabungkan kurikulum nasional, kurikulum kepesantrenan, serta kurikulum Cambridge. Untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, khususnya dalam bidang bahasa Inggris, Nurul Hayah IBS menjalin kerja sama dengan Mentari Academy mengenai kurikulum Cambridge English. Pada Selasa (18/03/2025), Nurul Hayah IBS resmi menandatangani MOU kerjasama progam Camridge assement English melalui acara yang berlangsung di Kantor Mentari Academy, Jakarta. MOU ini ditandatangani oleh Ustadz Hilmi Riza M.Pd selaku Mudir ‘Am Pondok Pesantren Nurul Hayah dan Djuni Rimba, Centre Director Mentari Academy. Kerja sama ini bertujuan untuk menerapkan Evaluasi Cambridge English di seluruh jenjang pendidikan di Nurul Hayah IBS, yang mencakup SD IT, SMP, SMA, dan SMK.

Dengan adanya kerja sama ini, Pondok Pesantren Nurul Hayah akan menjadi Cambridge Exam Preparation Centre di wilayah Jawa Tengah. Program ini memberikan kesempatan bagi para santri untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian Cambridge English, yang diakui secara global. Harapannya  melalui program evaluasi Cambridge English, para siswa akan memperoleh peluang lebih luas untuk menguasai bahasa Inggris dengan standar internasional, yang tentunya akan meningkatkan kualitas mutu lulusan dan ketika anak-anak lulus akan memiliki sertifikat Cambridge English yang mana bisa digunakan sebagai dokumen pendukung untuk melanjutkanke pendidikan unggulan baik di Indonesia maupun di Luar Negeri karena telah diakui secara global.

Selain itu, sebagai bagian dari pengembangan kualitas dan peningkatan kompetensi dari para guru, Mentari Academy akan menyelenggarakan pelatihan untuk para guru di Pondok Pesantren Nurul Hayah. Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengajaran bahasa Inggris agar sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan oleh Cambridge English. Dengan pelatihan ini, para guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan berkualitas kepada para santri Nurul Hayah, serta menguatkan kemampuan berbahasa Inggris.

Djuni Rimba, Centre Director Mentari Academy, memberikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Nurul Hayah atas langkah untuk menjadi pelopor dalam standarisasi pengajaran bahasa Inggris di Brebes. Djuni menilai bahwa kerja sama ini sangat penting karena Pondok Pesantren Nurul Hayah telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Inggris melalui kolaborasi dengan Cambridge English dan Mentari Academy. Hal ini akan membuka peluang yang lebih besar bagi para santri untuk berkembang dan berkompetisi di kancah global di masa depan.

Dan untuk jangka panjang Nurul Hayah IBS akan mengadakan devlopment di bidang math and sains serta pengembangan skill guru melalui teacher academy dengan mentoring langsung tim konsultan dari mentari academy. Semoga langkah ini Nurul Hayah Islamic Boarding School Ketanggungan dapat menjadi pendidikan yang mampu mencetak generasi unggulan disegala bidang baik keagamaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penulis : Putri Ayu Novita

Lomba Kultum di Pesantren Nurul Hayah: Santri Unjuk Bakat Dakwah Usai Tarawih!

Lomba Kultum di Pesantren Nurul Hayah: Santri Unjuk Bakat Dakwah Usai Tarawih!

Ketanggungan, Brebes – Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan kembali menggelar lomba kultum bagi para santri. Kegiatan ini berlangsung setiap malam seusai salat Tarawih dan diikuti oleh perwakilan dari setiap kamar asrama. Lomba ini bertujuan untuk melatih keterampilan berbicara di depan umum sekaligus memperkuat pemahaman keagamaan di kalangan santri dan sebagai ajang pencarian bakat di bidang “Da’i Remaja”.
Lomba kultum yang diadakan tahun ini menjadi salah satu kegiatan yang paling dinanti oleh para santri. Setiap kamar asrama diwajibkan mengirimkan satu orang perwakilan untuk menyampaikan kultum di hadapan dewan juri dan seluruh santri yang hadir. Dengan adanya peraturan ini, setiap santri memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berlatih menyampaikan ceramah dengan baik dan menarik.
Sejak pengumuman lomba, para santri terlihat antusias mempersiapkan diri. Mereka mulai berlatih menyusun materi kultum, melatih cara penyampaian, hingga mempelajari teknik berbicara yang baik agar dapat tampil maksimal. Tidak hanya peserta yang sibuk mempersiapkan diri, tetapi juga teman-teman sekamar mereka yang memberikan dukungan penuh dengan membantu dalam persiapan.
Sagita, salah satu peserta lomba, mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti lomba ini. “Saya merasa senang dan tertantang karena ini adalah kesempatan bagi saya untuk belajar berbicara di depan banyak orang. Awalnya saya merasa gugup, tetapi berkat dukungan teman-teman, saya jadi lebih percaya diri,” ujarnya.
Tidak hanya Sagita, peserta lain seperti Rahma juga mengungkapkan hal serupa. “Lomba ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi lebih kepada pembelajaran. Kami belajar bagaimana menyampaikan pesan dengan baik, memahami audiens, serta meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara,” katanya.
Lomba kultum ini berlangsung dengan penuh semangat. Setiap malam, selepas salat Tarawih, para peserta tampil satu per satu menyampaikan kultum mereka. Waktu yang diberikan untuk setiap peserta adalah sekitar 7-10 menit, dengan tema yang beragam, seperti keutamaan Ramadan, pentingnya ikhlas dalam beribadah, serta akhlak seorang Muslimah dalam kehidupan sehari-hari.
Dewan juri dalam perlombaan ini terdiri dari para ustaz dan pengasuh pondok yang telah berpengalaman dalam bidang dakwah. Mereka menilai peserta berdasarkan empat aspek utama, yaitu:

  1. Isi Kultum: Materi yang disampaikan harus berbobot, sesuai dengan ajaran Islam, dan memiliki pesan yang jelas serta bermanfaat bagi pendengar.
  2. Cara Penyampaian: Kemampuan peserta dalam menyampaikan materi dengan baik, mulai dari intonasi suara, kontak mata, hingga keterampilan dalam menarik perhatian audiens.
  3. Penampilan: Kerapihan dan kesesuaian pakaian serta sikap saat tampil di depan umum menjadi salah satu aspek yang diperhitungkan.
  4. Gaya Bahasa: Penggunaan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan sesuai dengan konteks pesan yang disampaikan menjadi poin penting dalam penilaian.

Selama perlombaan, suasana terasa sangat khidmat. Para santri yang hadir mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan kepada teman-temannya yang tampil, serta mendapatkan banyak pelajaran dari materi yang disampaikan.
Ustadzah Oka, selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, memberikan apresiasi kepada seluruh peserta dan santri yang telah berpartisipasi dalam lomba ini. Beliau menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang mencari pemenang, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran bagi para santri untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan siap berdakwah di masyarakat.
“Lomba ini bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga bagian dari pendidikan bagi santri. Dengan mengikuti lomba ini, santri belajar berbicara di depan umum, memahami cara menyampaikan dakwah yang baik, serta memperkuat pemahaman mereka terhadap agama. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi tradisi tahunan di pondok pesantren ini,” ujar Ustadzah Oka.
Lebih lanjut, beliau juga berharap agar para santri terus meningkatkan kualitas diri, baik dalam ilmu agama maupun keterampilan berbicara. “Menjadi seorang dai bukan hanya soal ilmu yang dimiliki, tetapi juga bagaimana cara menyampaikannya dengan baik kepada masyarakat. Oleh karena itu, santri harus terus belajar dan mengasah kemampuan mereka,” tambahnya.
Lomba kultum di Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan telah menjadi ajang yang sangat bermanfaat bagi para santri. Tidak hanya melatih keberanian dalam berbicara, tetapi juga memperkaya wawasan keislaman mereka. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan para santri semakin siap menjadi generasi penerus yang mampu berdakwah dengan baik dan membawa manfaat bagi umat.
Dengan suksesnya pelaksanaan lomba kultum ini, besar harapan agar kegiatan serupa terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang. Kegiatan ini bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi juga wadah bagi para santri untuk mengasah keterampilan berbicara, meningkatkan rasa percaya diri, serta memperdalam ilmu agama.

Penulis: Muzakki Setyo Syahdani, S.I.Kom.

Haul Sayyidah Khadijah Al-Kubro di Pondok Pesantren Nurul Hayah dan Buka Bersama 11 Ramadhan 1446 H

Brebes – Pada tanggal 11 Ramadhan 1446 H, Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan menggelar acara peringatan Haul Sayyidah Khadijah Al-Kubro. Acara dimulai dengan khataman Al-Qur’an yang diikuti oleh seluruh santri putri dan para ustadzah, yang dipersembahkan untuk Sayyidah Khadijah. Kegiatan ini berlangsung pada sore hari menjelang waktu berbuka puasa, Selasa (11/03/2025).

Setelah khataman Al-Qur’an, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Romo KH. Ja’far At-Tahyyar, Lc., MA. Dalam tausiyahnya, beliau mengisahkan perjalanan hidup Sayyidah Khadijah, seorang wanita mulia yang merupakan istri pertama Rasulullah SAW dan seorang saudagar kaya raya. Meskipun demikian, Sayyidah Khadijah tetap dikenal sebagai sosok yang shalihah dan mampu menjaga kehormatan diri. Kekayaan dan kemuliaan hatinya membuat banyak lelaki besar dari suku Quraisy berusaha untuk meminangnya, namun Khadijah memilih untuk menjaga kehormatan dan ketulusan hatinya.

Sebagai istri Rasulullah SAW, Sayyidah Khadijah mendampingi Nabi dengan sepenuh hati, selalu mendukung dakwah beliau, dan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dakwah Islam. Salah satu bukti ketulusan cintanya adalah ketika beliau menemani Nabi dan memberikan makanan saat Nabi berada di Gua Hira, tempat Nabi menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Begitu mulianya Sayyidah Khadijah, ia menjadi panutan bagi umat Islam dan dikenal sebagai wanita terbaik serta pemimpin para wanita di surga.

Sebagai penutup tausiyahnya, Romo KH. Ja’far At-Tahyyar mengingatkan seluruh santri untuk meneladani kisah Sayyidah Khadijah, dan beliau menutup dengan do’a penuh harapan:
“Semoga acara pada sore hari ini diberkahi oleh Allah SWT dengan berkahnya Sayyidah Khadijah, hajat-hajat kita dikabulkan, dan urusan kita dimudahkan oleh Allah SWT,” doa Romo KH. Ja’far At-Tahyyar.

Selanjutnya, Umi Nisa, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hayah, menyampaikan pesan-pesan teladan dari kehidupan Sayyidah Khadijah, yang dikenal sebagai salah satu wanita ahli surga. Beliau juga mengajak para santri putri untuk lebih mengenal sosok Khadijah agar dapat menjadi wanita yang bisa menjaga kehormatannya dan terinspirasi untuk bisa bersama Sayyidah Khadijah di surga. Selain itu, Umi Nisa juga mengulas kehidupan Sayyidah Khadijah beserta keluarganya, memberikan beberapa pertanyaan yang membuat para santri antusias dan semangat untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai tanda pengetahuannya mengenai sayyidah khadijah.

Umi Nisa menutup pesan-pesannya dengan do’a:
“Semoga dengan memperingati Haul Sayyidah Khadijah, kita semua bisa meneladani cintanya kepada Rasulullah SAW. Semoga kita wafat dalam keadaan mendapatkan syafa’at Sayyidah Khadijah dan masuk ke dalam surga, aamii ya rabbal ‘alamin.”

Acara Haul Sayyidah Khadijah ini ditutup dengan buka bersama di halaman Asrama yang dihadiri oleh seluruh santri. Buka bersama ini menjadi bentuk kebersamaan dan silaturahmi di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

 

Penulis: Putri Ayu Novita, M.Pd

 

Semangat Ramadhan: Lomba Memasak Sebagai Wadah Kreativitas Santri Banat (Putri) Pondok Pesantren Nurul Hayah

Semangat Ramadhan: Lomba Memasak Sebagai Wadah Kreativitas Santri Banat (Putri) Pondok Pesantren Nurul Hayah

Ketanggungan-Dalam mengisi waktu luang di sela-sela kegiatan mengaji di bulan Ramadhan, Pondok Pesantren Nurul Hayah mengadakan lomba memasak yang dilaksanakan untuk menunggu waktu berbuka puasa setiap harinya. lomba memasak diikuti oleh santri dari berbagai tingkatan dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok ditantang untuk menyiapkan menu berbuka yang lezan dan sehat.

Ramadhan di Pondok Pesantren Nurul Hayah tahun ini semakin meriah dengan diadakannya lomba memasak yang telah menjadi tradisi selama empat tahun terakhir. Tak hanya fokus pada mengaji dan belajar, para santri juga diajak untuk mempraktikkan keterampilan memasak dengan menyajikan hidangan yang menarik. Kegiatan ini menjadi wadah bagi santri untuk saling belajar memasak dan mempererat rasa kebersamaan antar teman sebaya untuk mempelajari memilih bahan makanan, teknik memasak dan menyajikan makanan yang menarik.

“Kegiatan memasak ini telah kami selenggarakan sejak empat tahun lalu. Tujuannya untuk memberikan variasi dalam aktivitas Ramadan di pondok. Jadi, santri tidak hanya mengaji dan belajar, tetapi juga mengikuti lomba-lomba menarik, seperti menghias saung, kultum, dan lomba memasak. Lomba ini diadakan dalam berbagai kategori, mulai dari individu, per kamar, hingga per angkatan,” ujar Ustadzah Rahma, Mudiroh Pondok Pesantren Nurul Hayah.

Dalam lomba ini, para santri diberi tantangan untuk membuat berbagai jenis hidangan, mulai dari takjil, minuman, hingga makanan berat. Selain melatih kreativitas, kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para santri untuk mengasah keterampilan memasak mereka. Setiap hasil masakan akan dinilai oleh Umi Pengasuh Pondok Pesantren, Mudiroh, dan Kepala Kepengasuhan. Penilaian didasarkan pada kreativitas, cita rasa, dan penyajian masakan.

“Kami akan menilai setiap masakan yang dibuat oleh para santri, baik takjil, minuman, maupun makanan berat. Semua akan kami periksa dengan teliti. Penilaian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kreativitas, cita rasa dan keterampilan dalam menyajikan makanan,” jelas Ustadzah Oka, Kepala Kepengasuhan.

Dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta, diharapkan lomba ini terus menjadi bagian dari tradisi Ramadhan di Pondok Pesantren Nurul Hayah. Lomba memasak ini juga mendorong santri Banat (Putri) untuk saling memotivasi dan berkompetisi dalam menciptakan menu-menu yang enak dan menarik.

 

Penulis: Putri Ayu Novita, M.Pd

Pemanfaatan Aplikasi Quipper untuk Meningkatkan Efektivitas Asesmen di SMP Nurul Hayah Semester 2 Tahun Pelajaran 2024/2025

Di era digital saat ini, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keharusan. SMP Nurul Hayah terus berupaya mengembangkan kurikulum berbasis IT agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu inovasi yang telah diterapkan adalah penggunaan aplikasi Quipper dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Melalui platform ini, guru dapat memberikan materi, tugas, serta latihan soal secara digital, sehingga siswa lebih mudah mengakses dan memahami materi pelajaran. Dengan fitur-fitur interaktif yang dimilikinya, Quipper membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran serta mendorong siswa untuk lebih mandiri dalam belajar.

Selain digunakan dalam pembelajaran sehari-hari, SMP Nurul Hayah juga memanfaatkan Quipper dalam pelaksanaan Asesmen Sumatif Tengah Semester (ASTS) Semester 2 Tahun Pelajaran 2024/2025. Aplikasi ini dipilih karena memiliki fitur evaluasi yang terintegrasi, memungkinkan guru untuk menyusun soal, mendistribusikan ujian, serta menganalisis hasil asesmen secara otomatis. Dengan sistem ini, proses penilaian menjadi lebih cepat dan akurat, sehingga guru dapat lebih fokus dalam mengevaluasi perkembangan akademik siswa. Selain itu, siswa juga lebih fleksibel dalam mengerjakan asesmen karena dapat mengaksesnya dari perangkat masing-masing.

Penerapan Quipper dalam pembelajaran dan asesmen ini merupakan bagian dari komitmen SMP Nurul Hayah dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih modern dan efisien. Dengan pembelajaran berbasis teknologi, siswa terbiasa menggunakan perangkat digital dalam aktivitas akademik mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan literasi digital mereka. Selain itu, metode ini juga membantu guru dalam menyampaikan materi secara lebih menarik dan sistematis.

Kepala SMP Nurul Hayah, Bapak Ahmad Hapid, SH. sepenuhnya mendukung implementasi teknologi dalam sistem pembelajaran dan asesmen. Menurut beliau, inovasi ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dengan adanya Quipper, guru dapat lebih fokus dalam membimbing siswa, sementara siswa dapat lebih aktif dalam belajar. Dukungan penuh dari pihak sekolah menunjukkan komitmen dalam menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan berorientasi pada masa depan.

Ke depan, SMP Nurul Hayah akan terus berupaya mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi dalam pembelajaran. Selain asesmen digital, pemanfaatan platform pembelajaran online, media interaktif, serta metode pengajaran berbasis IT akan semakin diperkuat. Dengan strategi ini, sekolah berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih menarik, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa di era digital.

Melalui penerapan Quipper dalam pembelajaran dan ASTS Semester 2 ini, SMP Nurul Hayah menegaskan posisinya sebagai sekolah yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pembelajaran. Dengan terus berinovasi, sekolah berkomitmen untuk mencetak generasi yang unggul, kompetitif, dan siap menghadapi masa depan yang beriringan dengan perkembangan teknologi.

Waka Bidang Kurikulum SMP Nurul Hayah
Muhammad Izzudin, M.Pd.

Peresmian Program Overseas Santri Nurul Hayah, Membuka Peluang Studi Internasional

Peresmian Program Overseas Santri Nurul Hayah, Membuka Peluang Studi Internasional

Brebes – Pondok Pesantren Nurul Hayah Brebes secara resmi meluncurkan program overseas bagi santri yang berminat melanjutkan studi ke luar negeri Senin (10/03/2025). Peresmian ini ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan secara simbolis oleh Pengasuh Ponpes Nurul Hayah Brebes, KH. Dr. Ja’far Atthayyar, Lc. MA, kepada kepala program.

Program yang diberi nama “Menjadi Santri di Luar Negeri” ini difasilitasi oleh Nuha Overseas, dengan tujuan utama negara-negara seperti Yaman, yang dikenal sebagai pusat pembelajaran Islam klasik. Selain itu, terdapat pula tujuan lain seperti Mesir, Turki, dan Tiongkok. Dalam acara peresmian ini, para santri diberikan informasi mengenai proses registrasi, ujian keberangkatan, serta persiapan akademik dan administratif lainnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hayah, KH. Dr. Ja’far Atthayyar, berharap program ini dapat memberikan peluang lebih besar bagi santri untuk memperdalam ilmu agama di pusat-pusat keilmuan Islam internasional.

“Kami ingin memberikan kesempatan bagi santri untuk belajar langsung dari para ulama di luar negeri, sehingga nantinya mereka dapat kembali dan mengamalkan ilmunya di tanah air,” ujar Pengasuh yang akrab disapa Buya Ja’far.

Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak santri yang dapat menempuh pendidikan di luar negeri, memperluas wawasan keislaman, dan menjadi generasi penerus yang dapat memberikan kontribusi bagi umat dan bangsa.

Penulis: Ustadz Ahmad Sirril Wafa, Lc

Pelaksanaan PSTS dan PSAJ SMA Nurul Hayah Tahun Ajaran 2024/2025

Ketanggungan – SMA Nurul Hayah Ketanggungan tengah melaksanakan Penilaian Sumatif Tengah Semester (PSTS) untuk kelas X dan XI, serta Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) untuk kelas XII pada tahun ajaran 2024/2025. Kegiatan ini berlangsung mulai Sabtu, 8 Maret 2025 hingga Sabtu, 14 Maret 2025. Penilaian sumatif ini bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan di SMA Nurul Hayah.

PSTS merupakan waktu yang tepat bagi siswa untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan dan pengetahuan yang telah dipelajari selama kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

“Penilaian Sumatif Akhir Jenjang bukan hanya sebuah proses evaluasi, tetapi juga sebuah momentum penting bagi para siswa untuk merenungkan perjalanan mereka selama di sekolah. Ini adalah saat di mana mereka dapat melihat sejauh mana kemampuan dan pengetahuan yang telah mereka kumpulkan serta menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam meraih cita-cita mereka di masa depan. Kemudian untuk yang kelas X & XI dengan dilaksanakannya kegiatan PSTS ini, saya berharap agar bisa mengevaluasi kegiatan pembelajaran selama tengah semester (3 bulan) agar dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dalam kegiatan KBM tersebut,” ujar Kepala Sekolah Tata Nugraha,S.Pd.

Siswa kelas X-2, Ahmad Dzaki, menyampaikan bahwa, “Dengan adanya PSTS ini, saya merasa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.” Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pak Imam, selaku Ketua Pelaksana PSTS, juga menyampaikan harapannya terkait kegiatan ini.

“Dengan adanya pelaksanaan PSTS dan PSAJ, diharapkan dapat membantu meningkatkan prestasi siswa dengan mengevaluasi hasil belajarnya,” ujarnya.

Sementara itu, Pak Cucu, Ketua Pelaksana PSAJ, menyampaikan pesan kepada para siswa yang sedang menjalani ujian:

“Selamat mengikuti PSTS bagi siswa kelas X dan XI, serta PSAJ bagi siswa kelas XII. Semoga kalian diberikan kelancaran, kemudahan, dan hasil yang terbaik. Ingatlah, kejujuran lebih berharga daripada sekadar nilai. Kerjakanlah ujian ini dengan penuh tanggung jawab dan kepercayaan diri.”

Pelaksanaan PSTS dan PSAJ ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif serta menjadi langkah awal bagi para siswa untuk terus berkembang dalam proses belajar dan bisa mengukur kemampuan yang dimiliki.

Penulis: Putri Ayu Novita, M.Pd

Nikmatnya Berbuka Puasa: Meneladani Sunnah Rasulullah dan Menjaga Kesehatan

Ketanggungan– Bulan suci Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri. Salah satu waktu yang paling dinanti selama Ramadan adalah saat berbuka puasa. Selain menjadi bentuk rasa syukur atas nikmat Allah, berbuka puasa juga merupakan momen untuk meneladani sunnah Rasulullah dan menjaga kesehatan tubuh setelah seharian menahan lapar serta haus.

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, suasana berbuka puasa selalu penuh kebersamaan dan keberkahan. Santri dan pengasuh berkumpul dalam suasana yang penuh kehangatan, menikmati hidangan sederhana namun bernutrisi sesuai ajaran Islam.

Sunnah dalam Berbuka Puasa

Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk berbuka puasa sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Beberapa sunnah yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Menyegerakan Berbuka

Rasulullah SAW bersabda:
“Manusia akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari & Muslim).

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah, adzan maghrib menjadi momen yang dinanti. Para santri tidak menunda-nunda berbuka, melainkan langsung mengawali dengan makanan yang dianjurkan dalam Islam.

  1. Berbuka dengan Kurma dan Air

Sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW, berbuka puasa sebaiknya diawali dengan kurma dan air putih. Jika tidak ada kurma, maka air putih sudah cukup untuk menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa.

Hadits Nabi menyebutkan:
“Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma karena ia adalah berkah. Jika tidak menemukannya, maka berbukalah dengan air karena ia adalah penyuci.” (HR. Abu Daud).

Di pesantren, para santri terbiasa mengikuti sunnah ini dengan menikmati beberapa butir kurma sebelum beralih ke makanan utama.

  1. Berdoa Sebelum Berbuka

Berbuka puasa juga dianjurkan dengan membaca doa:

“Allahumma inni laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu, birahmatika ya arhamarrahimin.”

Artinya: “Ya Allah, aku berpuasa karena-Mu, aku beriman kepada-Mu, dan aku berbuka dengan rezeki dari-Mu. Dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Menu Sehat untuk Berbuka di Pesantren

Agar tetap sehat dan bertenaga dalam menjalankan ibadah, penting untuk memilih makanan yang bernutrisi. Di Pondok Pesantren Nurul Hayah, menu berbuka puasa biasanya terdiri dari:

  1. Kurma dan Air Putih → Sumber energi cepat dan hidrasi terbaik.
  2. Bubur atau Sup Hangat → Makanan yang mudah dicerna setelah perut kosong seharian.
  3. Nasi dan Lauk Seimbang → Mengandung karbohidrat, protein, dan serat untuk menjaga daya tahan tubuh.
  4. Buah-buahan Segar → Kaya vitamin untuk meningkatkan imunitas.
  5. Minuman Hangat → Seperti teh manis atau wedang jahe untuk menjaga metabolisme tubuh.

Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Agar tetap bugar selama Ramadan, beberapa makanan sebaiknya dikurangi atau dihindari, seperti:

  1. Makanan terlalu berminyak → Seperti gorengan, karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
  2. Minuman berkafein atau bersoda → Bisa menyebabkan dehidrasi dan mengganggu kualitas tidur.
  3. Makanan tinggi gula → Bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak stabil.

Suasana Berbuka di Pondok Pesantren Nurul Hayah

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, berbuka puasa bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga menjadi sarana kebersamaan dan pendidikan karakter. Para santri diajarkan untuk berbagi dengan sesama, menjaga adab saat makan, serta mengucap syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Kegiatan berbuka puasa biasanya diawali dengan tadarus Al-Qur’an menjelang maghrib, lalu berbuka dengan kurma dan air putih. Setelah shalat maghrib berjamaah, para santri menikmati hidangan utama dengan penuh kebersamaan.

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, serta meneladani akhlak Rasulullah SAW, termasuk dalam berbuka puasa. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan Ramadan dan semakin dekat kepada Allah SWT.

 

Penulis: Muzakki Setyo Syahdani, S.I.Kom.

 

Santri Berprestasi! Kay Syailillah Fali, Santri SMA Nurul Hayah Ketanggungan Berhasil Masuk POLTEKKES Semarang melalui Jalur Tahfidz

Ketanggungan – Kabar membanggakan datang dari SMA Nurul Hayah Ketanggungan. Salah satu santri berprestasi, Kay Syalillah Fali, siswa kelas XII, telah diterima di Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Semarang melalui jalur Tahfidz Al-Qur’an pada Jum’at (7/3/2025).

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa hafalan Al-Qur’an tidak hanya membawa keberkahan dalam kehidupan, tetapi juga membuka banyak peluang untuk meraih masa depan yang gemilang. Dengan ketekunan, kedisiplinan, dan do’a, Kay Syalillah Fali berhasil membuktikan bahwa prestasi akademik dan kecintaan terhadap Al-Qur’an dapat berjalan beriringan.

“Alhamdulillah, saya senang bisa diterima di POLTEKKES. Terima kasih kepada orang tua yang selalu mendo’akan saya dan guru-guru di Nurul Hayah yang telah membimbing saya, sehingga saya bisa masuk POLTEKKES melalui jalur Tahfidz PBUB (Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi). Dengan saya tinggal di pondok pesantren alhamdulillah tidak menghambat apa yang saya cita-citakan,” ujarnya.

Pihak sekolah dan pondok pesantren memberikan apresiasi atas pencapaian ini. Kepala sekolah berharap prestasi yang diraih dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa SMA Nurul Hayah Ketanggungan untuk terus berusaha dalam meraih impiannya.

“Saya ucapkan selamat kepada santri kelas XII, Kay Syalillah Fali, yang telah diterima di perguruan tinggi negeri POLTEKKES Semarang melalui jalur prestasi (tahfidz). Semoga bisa menjaga almamater sekolah dan pondok pesantren, tetap rendah hati, dan menjadi pribadi yang selalu mencerminkan darimana kamu berasal serta dibentuk akhlak dan karakternya. Tetap belajar dengan semangat dan menjalankan ibadah dengan baik. Proses tidak pernah mengkhianati hasil. Life must go on,” ujar Kepala Sekolah, Bapak Tata Nugraha, S.Pd.

Dengan pencapaian ini, diharapkan semakin banyak siswa SMA Nurul Hayah Ketanggungan yang termotivasi untuk rajin belajar agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi yang diimpikan.

Selamat kepada Kay Syalillah Fali! Semoga sukses di jenjang pendidikan selanjutnya dan ilmunya bermanfaat.

 

Penulis: Putri Ayu Novita, M.Pd

Antara Ramadhan dan Tasawuf

 

Antara Ramadhan dan Tasawuf

Oleh: Hilmi Riza, M.Pd.

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai pikiran (akal) dan perasaan (hati). Keberadaan dari dua hal di atas telah menghadirkan lingkungan yang positif dan negatif. Dua kondisi lingkungan tersebut telah dipengaruhi oleh kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya yaitu Allah Swt. Apabila telah terjalin kedekatan yang kuat antara diri seorang hamba kepada Tuhannya, maka lingkungan di sekitarnya akan bernuansa positif atau penuh kedamaian dan kesejahteraan. Namun, apabila tidak terjalin, maka yang akan terjadi di sekitar lingkungannya berupa kondisi yang negatif seperti, ketidak-adilan yang disebabkan nuansa kehidupan di sebagian besar masyarakat dunia dalam beraktivitas yang penuh dengan kerakusan dan kesombongan.

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan pendidikan, kepedulian sosial dan bulan yang penuh dengan kepekaan diri seorang hamba atas intruksi Allah Swt. Bagian yang terakhir, merupakan bagian utama yang ingin dijangkau oleh kalangan hamba Allah Swt., di bulan yang berisikan rahmat, maghfirah dan pelepasan atau menjauhkan siksa api neraka bagi yang berpuasa. Ramadhan identik dengan puasa dan merupakan jargon utama dari aktivitas ibadah lainnya yang dilakukan oleh seorang hamba Allah Swt. Oleh karena itu, puasa akan memberikan pendidikan, kepedulian sosial, dan jalan menuju kedekatan diri seorang hamba kepada Allah Swt. melalui kepekaannya dalam menghubungkan makna ibadah yang telah dilakukannya dengan kondisi perbuatan individu dan sosialnya sehari-hari. Hakikat Puasa Ramadhan dari Sudut prespektif sufi akan berusaha menjembatani kebingungan zaman sekarang yang dihadapi seorang hamba dalam beribadah . Di satu sisi, mereka menjalankan puasa Ramadan, namun di sisi lain, mereka masih memperlihatkan sifat rakus dan sombong (penyakit hati).

Tasawuf merupakan ilmu yang menitik beratkan pada pembinaan jiwa, penjelajahan hati, dan amalan batin seorang hamba.​ ​ ​Ibnu Qayyim al – Jauziyyah menempatkan pembahasan tasawuf dalam konteks perilaku hamba di bumi, yang menunjukkan peran mereka sebagai wakil Tuhan. Oleh karena itu, pemahamannya tentang tasawuf diartikan sebagai kedekatan seorang hamba kepada Allah, menjalankan perintah-perintah – Nya dan menjauhi larangannya dengan penuh keikhlasan. Tasawuf merupakan perwujudan kecintaan seorang hamba terhadap kehidupan, disertai dengan karakter yang luhur (berubah dari sifat hina menjadi mulia) dan kesucian hati. Pernyataan tentang tasawuf menunjukkan bahwa istilah sufi dapat dikaitkan dengan dua aspek: aspek lahiriah dan aspek batiniah.​ Keterkaitan masyarakat sufi dengan gaya hidup mereka terlihat dari kehadiran mereka di masjid dan pilihan mereka mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari bulu domba, yang mencerminkan aspek lahiriah.​ ​​ Mereka dipandang sebagai individu yang telah meninggalkan keinginan duniawi dan kebutuhan fisik yang mewah, menggunakan dunia semata -mata untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sedangkan aspek batiniah berkaitan dengan niat tulus dan suci di dalam hati, yang menghubungkan mereka dengan jalan kemuliaan di sisi Allah dan menonjolkan dimensi rohani.

Puasa bukan hanya ada pada masa Nabi Muhammad saw, tetapi juga sudah ada sejak masa Nabi Musa a.s., meskipun tidak ada ketentuan khusus dalam Kitab Taurat, Zabur, maupun Injil mengenai waktu dan lamanya berpuasa.​​​ Nabi Musa ( AS ) berpuasa selama 40 hari, dan hingga saat ini, masyarakat Yahudi masih menjalankan praktik puasa, meskipun tanpa aturan khusus, seperti berpuasa selama seminggu untuk memperingati kehancuran Yerusalem dan pemulihannya, serta berpuasa pada hari kesepuluh bulan ketujuh menurut kalender mereka. Hakikat dari berbagai amalan puasa tersebut adalah untuk memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dan mencegah terulangnya kesalahan – kesalahan tersebut . Kesalahan ini muncul dari dua keinginan yang memengaruhi kehidupan manusia: keinginan untuk kepuasan seksual dan keinginan untuk makanan. Bila kedua hawa nafsu ini tidak terkendali, maka dapat menimbulkan kekeliruan yang bersumber dari kerakusan dan kesombongan. Menurut Ibnu Katsir : puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dengan niat ikhlas karena Allah SWT, karena puasa dapat mendatangkan manfaat untuk kesucian, kebersihan, dan keunggulan diri dengan menjauhi hal-hal yang tercela dan akhlak yang hina.

Pengendalian diri adalah kesabaran untuk menahan hawa nafsu yang berlebihan, sebagaimana kesabaran merupakan bagian dari puasa. Pengendalian diri ini, yang mengarah pada kesabaran dalam mengendalikan dorongan manusia, didasarkan pada niat. Niat, yang diartikan sebagai segala tindakan yang ditujukan karena Allah, merupakan aspek mendasar yang mengangkat seseorang yang berpuasa ke tingkat ketakwaan, yang berakar pada keimanan dan kesiapan untuk menaati Allah, Yang Maha Penyayang. Komitmen seorang mukmin terlihat jelas ketika ia menerima perintah-perintah Tuhannya tanpa mempertimbangkan kemudahan atau kesulitannya ; hal ini merupakan bentuk ketaatan dan bukti keimanannya. Niat juga memberikan dorongan yang jelas bagi seorang hamba untuk bertindak tanpa keraguan atau rasa takut, karena niat mereka kepada Allah sebagai Tuhan mereka menghilangkan ketidakpastian dan kecemasan, sehingga memungkinkan setiap tindakan dipenuhi dengan cinta. Tak peduli perbuatannya maksimal atau minimal, hal itu tidak menjadi perhatian seorang hamba.

Muatan hikmah Ramadhan dalam menjalankan ibadah puasa bertujuan untuk menyembuhkan sifat sombong dan takabur seorang hamba semaksimal mungkin .​ ​​​​​ Kedua sifat ini muncul dari banyaknya kelupaan dan kesalahan manusia.​​ Oleh karena itu, hikmah yang terkandung dalam puasa Ramadhan akan diuraikan pada empat aspek yang dapat menunjang penyembuhan sifa -sifat buruk tersebut, yaitu tidak melekatnya pada diri seorang hamba sifat lupa dan khilaf yaitu kejujuran, pengakuan kepemilikan Allah Swt, kesadaran akan kelemahan diri dari pertolongan Allah yang Mahasuci, dan kesadaran akan Mulut yang Berdosa. Keutamaan puasa Ramadan yang sudah disebutkan menjadi petunjuk bagi seorang hamba menuju akhlak mulia dalam seluruh perbuatannya, sehingga menjadi teladan bagi seluruh ciptaan Allah, khususnya manusia dan jin. Hal ini dibuktikan oleh Allah dalam penjelasan surat An – Nashr yang artinya , “. . . dan kamu melihat manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong – bondong . . . “.  Karakter yang baik merupakan tujuan utama seorang hamba dalam yang akan menentukan hasil dari tindakannya. Jika seseorang memiliki karakter yang baik, hasil tindakannya dan kebahagiaan yang dialaminya pun akan positif.​​ Sebaliknya, karakter yang buruk mengarah pada hasil yang negatif . Karena itu, seorang hamba hendaknya menyadari kekurangan -kekurangannya dan menyadari bahwa dengan berpuasa , khususnya di bulan Ramadan, ia dapat meraih kemuliaan dari Allah, Yang Maha Penyayang.