Halal Bihalal Ponpes Nurul Hayah Ketanggungan Brebes: Memaafkan dan Dimaafkan Tradisi Halal Bihalal yang Menguatkan Jiwa Santri

Share :

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter

Hari Rabu, 16 April 2025, Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, Brebes kembali menggelar kegiatan Halal Bihalal setelah libur Idulfitri 1446 H. Tradisi tahunan ini dilaksanakan sebagai wujud syukur dan mempererat tali silaturahmi antar santri, dewan guru, dan tenaga kependidikan.

Acara dimulai sekitar pukul 07.30 WIB di halaman utama pondok Banin (Putra) dan Banat (Putri). Seluruh santri baik Banin maupun Banat sudah bersiap dengan pakaian rapi, penuh semangat namun tetap menjaga ketertiban. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan apel pagi, dipimpin oleh salah satu ustadz dan ustadzah dari jajaran dewan asatidz. Barisan santri tersusun rapi, mencerminkan kedisiplinan yang selama ini ditanamkan dalam keseharian mereka di lingkungan pesantren.

Setelah pembukaan dan laporan kegiatan oleh petugas acara, tibalah momen yang ditunggu: amanat dan tausiyah dari salah satu pengasuh pondok, Ustadz Ali. Dalam penyampaian amanatnya, beliau menekankan pentingnya makna Halal Bihalal sebagai proses memperbaiki hubungan antar sesama. Ia menyampaikan bahwa Idulfitri bukan hanya tentang kemenangan melawan hawa nafsu selama Ramadan, tetapi juga tentang keikhlasan dalam memberi dan menerima maaf.

“Santri tidak hanya diajarkan ilmu, tetapi juga adab dan akhlak. Halal Bihalal ini menjadi latihan hati untuk saling menerima kekurangan dan memperbaiki hubungan. Kita semua pasti pernah khilaf baik dalam perkataan maupun perbuatan. Maka hari ini, mari kita buka lembaran baru,” ujar beliau dalam tausiyah yang disampaikan dengan penuh kelembutan namun sarat makna.

Beliau juga mengajak seluruh santri untuk terus menjaga semangat Ramadan dalam kehidupan sehari-hari di pondok, dengan memperbanyak amal saleh, menjaga lisan, dan mempererat ukhuwah Islamiyah di antara sesama santri.

Sementara itu, Ustadzah Mutia salah satu pembimbing santri Banat juga membagikan pandangannya mengenai kegiatan ini.

“Momen seperti ini sangat penting bagi pembentukan karakter santri. Mereka belajar memaafkan, merendahkan hati, dan mengakui kesalahan. Saya sangat tersentuh melihat ketulusan mereka saat bersalaman. Ini bukan sekadar tradisi, tapi pembelajaran kehidupan,” tutur beliau.

Usai penyampaian amanat, acara dilanjutkan dengan sesi salam-salaman. Santri berbaris rapi untuk bersalaman dengan para guru dan para tendik. Tak sedikit yang tampak meneteskan air mata, baik karena rasa haru, penyesalan, maupun kebahagiaan. Proses saling memaafkan berlangsung hangat dan khidmat, menciptakan suasana yang penuh ketulusan dan keakraban.

“Rasanya adem banget pas salaman, apalagi ketika bisa minta maaf langsung ke teman-teman yang selama ini mungkin ada kesalahpahaman,” ujar Ahmad Nur Yasiin, salah satu santri kelas XI.

“Aku sempat nangis waktu salaman sama ustadzah terharu aja… karena merasa diterima dan dimaafkan,” tambah Maysa, santri kelas X.

Meskipun kegiatan Halal Bihalal di Pondok Pesantren Nurul Hayah berlangsung sederhana, tanpa hiasan berlebihan atau panggung megah, namun nilai-nilai yang ditanamkan jauh lebih berharga. Kesederhanaan tersebut justru menjadi kekuatan utama, mengingatkan bahwa inti dari Halal Bihalal adalah hati yang bersih, niat yang tulus, dan semangat untuk memperbaiki diri.

Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama, memohon kepada Allah agar keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Hayah senantiasa diberikan keberkahan, kedamaian, dan kekuatan dalam menjalankan aktivitas ke depan. Setelah itu, seluruh santri kembali ke kegiatan harian mereka dengan semangat baru dan hati yang lebih ringan.

Melalui kegiatan ini, Pondok Pesantren Nurul Hayah sekali lagi menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam yang mendalam dapat tumbuh subur dalam keseharian para santri, tak hanya dalam ilmu, tetapi juga dalam akhlak, sikap, dan tindakan nyata.

 

Penulis: Muzakki Setyo Syahdani