Nikmatnya Berbuka Puasa: Meneladani Sunnah Rasulullah dan Menjaga Kesehatan

Share :

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter

Ketanggungan– Bulan suci Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri. Salah satu waktu yang paling dinanti selama Ramadan adalah saat berbuka puasa. Selain menjadi bentuk rasa syukur atas nikmat Allah, berbuka puasa juga merupakan momen untuk meneladani sunnah Rasulullah dan menjaga kesehatan tubuh setelah seharian menahan lapar serta haus.

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, suasana berbuka puasa selalu penuh kebersamaan dan keberkahan. Santri dan pengasuh berkumpul dalam suasana yang penuh kehangatan, menikmati hidangan sederhana namun bernutrisi sesuai ajaran Islam.

Sunnah dalam Berbuka Puasa

Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk berbuka puasa sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Beberapa sunnah yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Menyegerakan Berbuka

Rasulullah SAW bersabda:
“Manusia akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari & Muslim).

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah, adzan maghrib menjadi momen yang dinanti. Para santri tidak menunda-nunda berbuka, melainkan langsung mengawali dengan makanan yang dianjurkan dalam Islam.

  1. Berbuka dengan Kurma dan Air

Sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW, berbuka puasa sebaiknya diawali dengan kurma dan air putih. Jika tidak ada kurma, maka air putih sudah cukup untuk menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa.

Hadits Nabi menyebutkan:
“Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma karena ia adalah berkah. Jika tidak menemukannya, maka berbukalah dengan air karena ia adalah penyuci.” (HR. Abu Daud).

Di pesantren, para santri terbiasa mengikuti sunnah ini dengan menikmati beberapa butir kurma sebelum beralih ke makanan utama.

  1. Berdoa Sebelum Berbuka

Berbuka puasa juga dianjurkan dengan membaca doa:

“Allahumma inni laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu, birahmatika ya arhamarrahimin.”

Artinya: “Ya Allah, aku berpuasa karena-Mu, aku beriman kepada-Mu, dan aku berbuka dengan rezeki dari-Mu. Dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Menu Sehat untuk Berbuka di Pesantren

Agar tetap sehat dan bertenaga dalam menjalankan ibadah, penting untuk memilih makanan yang bernutrisi. Di Pondok Pesantren Nurul Hayah, menu berbuka puasa biasanya terdiri dari:

  1. Kurma dan Air Putih → Sumber energi cepat dan hidrasi terbaik.
  2. Bubur atau Sup Hangat → Makanan yang mudah dicerna setelah perut kosong seharian.
  3. Nasi dan Lauk Seimbang → Mengandung karbohidrat, protein, dan serat untuk menjaga daya tahan tubuh.
  4. Buah-buahan Segar → Kaya vitamin untuk meningkatkan imunitas.
  5. Minuman Hangat → Seperti teh manis atau wedang jahe untuk menjaga metabolisme tubuh.

Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Agar tetap bugar selama Ramadan, beberapa makanan sebaiknya dikurangi atau dihindari, seperti:

  1. Makanan terlalu berminyak → Seperti gorengan, karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
  2. Minuman berkafein atau bersoda → Bisa menyebabkan dehidrasi dan mengganggu kualitas tidur.
  3. Makanan tinggi gula → Bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak stabil.

Suasana Berbuka di Pondok Pesantren Nurul Hayah

Di Pondok Pesantren Nurul Hayah Ketanggungan, berbuka puasa bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga menjadi sarana kebersamaan dan pendidikan karakter. Para santri diajarkan untuk berbagi dengan sesama, menjaga adab saat makan, serta mengucap syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Kegiatan berbuka puasa biasanya diawali dengan tadarus Al-Qur’an menjelang maghrib, lalu berbuka dengan kurma dan air putih. Setelah shalat maghrib berjamaah, para santri menikmati hidangan utama dengan penuh kebersamaan.

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, serta meneladani akhlak Rasulullah SAW, termasuk dalam berbuka puasa. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan Ramadan dan semakin dekat kepada Allah SWT.

 

Penulis: Muzakki Setyo Syahdani, S.I.Kom.